Senin, 09 Maret 2020

Sempat Diperingatkan Warga Tak Susur Sungai, Pembina Jawab “Kalau Mati di Tangan Tuhan”

Loading...

Loading...
Salah seorang korban selamat dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi Sleman, Jumat (21/2/2020) lalu, Tita Farza Pradita, bercerita tentang peringatan warga setempat terkait kegiatan mereka.
Tita, demikian sapaan gadis itu, mengaku mendengar warga memperingatkan pembina Pramuka sebelum susur Sungai Sempor berlangsung.
“Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan,” kata Tita, seperti dilansir Kompas TV.

Namun, lanjut Tita, peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya.
“Katanya, ‘Enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan’, kata kakak pembinanya,” ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.
10 Orang Tewas
Dalam kejadian tersebut, sebanyak 10 siswa ditemukan dalam keadaan tewas.
Sementara itu, puluhan siswa lainnya mengalami luka-luka.
Polisi telah menetapkan satu orang pembina sekaligus guru SMPN 1 Turi berinisial IYA sebagai tersangka.
Ia disebut menjadi penginisiasi kegiatan tersebut. Namun, saat susur sungai berlangsung, IYA diketahui meninggalkan lokasi.
“Satu pembina ada keperluan sehingga meninggalkan rombongan setelah mengantar siswa di lembah Sempor.
Dan yang meninggalkan peserta inilah statusnya dinaikkan menjadi tersangka,” demikian dikutip dari akun Twitter Polda DIY, @PoldaJogja.
IYA dijerat Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia.
Polisi juga menjerat IYA dengan Pasal 360 KUHP mengenai Kelalaian yang Menyebabkan Orang Lain Luka-luka. Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
Sumber: kompas.com

Loading...
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sempat Diperingatkan Warga Tak Susur Sungai, Pembina Jawab “Kalau Mati di Tangan Tuhan”

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar